Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Senin, 23 Januari 2012

Jumat, 20 Januari 2012

Minggu, 11 September 2011

Manipulasi Tindakan dalam Pemenuhan Kebutuhan di Bulan Ramadhan Oleh : Azam Afian Dinata Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel SURABAYA Abstrak : dalam tulisan ini kami memuat sebagian dari teori sosial dari George Hebert Mead mengenai konsep dialektis sebuah tindakan dalam mengkonsumsi atau menentukan pilihan rasional terhadap stimulus-stimulus yang telah diberikan berbagai media maupun lainnya yang mempengaruhi sebuah tindakan seseorang. Dalam membedah stigma yang berkembang di masyarakat, dimana anggapan masyarakat bahwa di bulan ramadhan maupun syawal kebutuhan masyarakat begitu naik drastis. Dan dari tulisan ini menggambarkan bahwa naiknya kebutuhan drastis tersebut di bulan ramadhan dan syawal dikarenakan adanya impul dan stimulus yang begitu kuat sehingga terjadi manipulasi dalam diri seorang individu untuk menggunakan pilihan rasionalnya. Yang menjadikan kebutuhan yang sifatnya non primer menjadi primer. Pendahuluan Ramadhan merupakan suatu bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian umat islam yang menantinya. Berbagai persiapan yang telah dilakukan oleh kaum muslim dalam menyambut bulan Ramadhan kali ini. Baik itu persiapan fisik maupun mental dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Banyak hal bagi kaum muslim yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini. Sebagaimana yang biasa kita dengar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Maka dari kita sebagai kaum muslim harus mempersiapkan diri untuk menjemput keberkahan yang ada dibulan Ramadhan. Dua keberkahan yang diberikan oleh Allah kepada kita semua khususnya kaum muslim pada bulan Ramadhan. Dua keberkahan tersebut ialah keberkahan yang bersifat spitual dan keberkahaan yang bersifat sosial ekonomis. Keberkahan yang bersifat spiritual lebih tertuju pada suatu kegiatan yang bersifat transendental. Seperti halnya malam-malam yang istimewa dibulan suci Ramadhan yakni malam lailatul qadar. Malam yang begitu mulia ketika seorang muslim mampu mendapatkannya. Serasa hidup 83 tahun dalam sehari ketika mendapatkannya. Dan yang kedua ini adalah suatu keberkahan yang sifatnya sosial ekonomis. Keberkahan sosial ekonomis ini didapat melalui proses-proses sosial yang membudaya yang seakan-akan sudah menjadi stigma bagi masyarakat. Keberkahan yang bernilai sosial ekonomis ini bukan hanya sekedar dimiliki oleh kaum muslim. Akan tetapi keberkahan ini juga dimiliki atau diraih oleh kaum non muslim khususnya bagi para pemilik toko maupun perusahaan yang memproduksi atau yang hanya mendistribusikan sebuah barang. Lebih-lebih barang-barang yang bersifat kebutuhan pokok. Nilai kebutuhan disaat bulan ramadhan begitu melonjak pesat. Dimana hal ini terbukti sebagaimana yang dikatakan oleh Rochmah, selaku pemilik toko di salah satu mall di Surabaya yang menjual beberapa busana muslim, beliau mengatakan bahwa “I yaa mas, kalo puasa-puasa gini jualan saya bisa terjual dua kali lipat dari jumlah penjualan di bulan selain puasa” . Dari pernyataan Rochmah menunjukkan bahwa keberkahan dibulan Ramadhan itu terlihat sangat Nampak. Dengan omset penjualan yang naik hingga dua kali lipat dari bulan biasanya. Dari realitas diatas kita dapat menemukan sebuah hipotesis bahwa tingkat kebutuhan masyarakat ketika bulan puasa begitu meningkat. Adanya hipotesis yang demikian maka perlu pengkajian yang mendalam demi menemukan suatu kebenaran yang bisa di pergulatkan secara teoritis. Pembahasan Konsep Dialekstis Tindakan Para filsuf terdahulu telah menunjukkan adanya dikotomi mendasar yang terjadi antara ide dan materi. Dan pembagian itu juga yang membuat dikotomi antara kesadaran sebagai manifestasi ide dengan realitas materiil. Dalam kali ini Mead mampu mendialektiskan kedua hal tersebut yang terlihat begitu dikotomis. Yang semua ini terjawab dalam karyanya mengenai Mind, Self, and Society. Menurut Mead individu pada dasarnya merupakan makhluk yang aktif dan sensitif. Individu melakukan tindakan dalam pikiran yang bersifat abstrak atau dapat disebut dengan ide yang belum dapat diamati dan bersifat tertutup sebelum dimulainya sebuah tindakan yang sebenarnya bersifat kongkret berupa perilaku yang dapat dilihat. Pemaknaan terhadap sesuatu itu terjadi karena adanya proses sosial dan hasil dari proses interaksi dengan dirinya sendiri. Seorang akan memilih salah satu dari beberapa tawaran maupun stimulus yang tertuju kepadanya. Pada bulan syawal ini para masyarakat di sodorkan berbagai stimulus-stimulus kebutuhan hidup kita. Dimana peran media begitu sangat signifikan dalam member stimulus bagi masyarakat yang mana seolah-olah sudah harus menjadi suatu pilihan baik membeli maupun mengkonsumsinya. Hingga terkadang menjadikan kita terjun dan masuk pada stimulus yang telah diberikan. Dan dari adanya stimulus tersebut menjadikan pola pikiran kita berubah. Dimana barang yang tadinya bukan kebutuhan primer menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Mead memberikan empat tahap tindakan yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan dialektis dalam menemukan pilihan rasionalnya. Keempat tahap itu yang pertama adalah Impuls, dorongan hati yang meliputi rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indra dan reaksi actor terhadap stimulasi yang diterima . Seperti halnya dibulan ramadhan, media berperran aktif dalam memberi stimulus terhadap pemirsanya yang ditangkap melalui inderanya. Sehingga stimulus tersebut diserap oleh otak dan menimbulkan feedback atau tanggapan baik itu berupa tindakan yang nyata maupun tindakan yang berorientasi hanya pada dialektika. Contoh dalam hal ini adalah ketika dibulan Ramamadhan seseorang merasakan butuh dalam mencukupi kebutuhan hidup, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk mencukupinya. Tahap kedua adalah persepsi . Persepsi ini merupakan lanjutan dari proses seseorang yang telah menerima stimulus. Persepsi ini terbentuk diawali oleh realitas yang terjadi diluar dan dibenarkan oleh pikiran kita sehingga timbul persepsi atas sesuatu. Meningkatnya jumlah kebutuhan di bulan Ramadhan pun itu merupakan persepsi. Dan persepsi seperti ini terbangun dari realitas dan budaya yang terinternalisasi di dalam diri. Tahap yang ketiga yakni manipulasi . Manipulasi merupakan wujud yang nampak akan tetapi bukan makna yang sebenarnya. Dalam arti pembohongan terhadap situasi dan kondisi yang ada. Tahap manipulasi ini tahap terpenting dalam proses tindakan. Realitas yang terjadi sekarang bahwa bulan ramadhan seakan-akan memanipulasi seluruh kebutuhan kita sehingga sebagian orang terjebak dalam ketidakharusan dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya non primer. Dan yang terakhir adalah tahap konsumsi . Tahap terakhir ini merupakan bagian klimaks dari sebuah dialektis seseorang melakukan atau menentukan tindakan yang bernilai rasional choice atau pilihan rasional. Dari sinilah terkadang mainset seseorang berubah dan menjadikan pola berfikir yang terbalik. Cara berfikir yang terbalik ini muncul berdasarkan makna-makna maupu persepsi yang sudah terinternalisasi terhadap diri seseorang sehingga menjadikan makna tersebut sebagai kebenaran subjektifnya dalam menentukan pilihan dalam mencukupi kebutuhannya. Kesimpulan Sebagai rangkaian penutup dari tulisan diatas, penulis dapat menyimpulkan empat poin dalam tulisan tersebut yang menjawab pertanyaan tentang meningkatnya kebutuhan masyarakat meningkat di bulan Ramadhan dan Syawal. Yang pertama adanya impuls, yaitu adanya naluri maupun dorongan hati seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Yang kedua adalah persepsi, hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang hadir dalam diri seseorang dan mampu dibenarkan oleh kinerja otak. Ketiga, manipulasi, manipulasi ini proses yang paling penting sebelum individu ini melakukan tindakan dalam menentukan pilihan rasionalnya. Manipulasi kebutuhan dibulan ramadhan inilah yang menjadikan kebutuhan meningkat begitu drastis. Dan yang terakhir adalah konsumsi atau tahap menentukan kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi. Yang dalam hal ini tidak terlepas dari ketiga tahapan tersebut. Dan dari keempat tahap ini sudah menjadi kesatuan dialektis dalam menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi. Sumber Rujukan • Rochmah, pemilik toko , penjual baju muslim • Upe, Umbo. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosisologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Minggu, 24 April 2011

Tugas Sosiologi Kebudayaan

1. Kebudayaan Batik Indonesia
Batik indonesia merupakan salah satu jenis budaya yang hingga sampai sekarang masih diproduksi dan digunakan oleh warga indonesia. Batik indonesia mempunyai ciri khas tersendiri mulai dari mode hingga sampai motif batik itu sendiri. Produksi batik dewasa ini semakin meningkat dimana batik digunakan para instansi sebagai seragam kerja yang dipakai pada hari jumat sehingga minat warga indonesia tentang batik begitu meningkat.
Sebuah hasil ide yang dihasilkan oleh manusia dikatakan kebudayaan apabila memenuhi karakteristik kebudayaan. Begitu juga dengan batik, sebuah batik dikatakan kebudayaan apa bila memenuhi karakteristik kebudayaan. Salah satu karakteristik kebudayaan yaitu sebuah Kebudayaan itu bisa di pelajari.
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkahlakunya digerakan oleh insting. Sebaliknya kelakuan yang didorong oleh insting tidak dipelajari. Semut yang dikatakan bersifat sosial tidak dikatakan memiliki kebudayaan, walaupun mereka mempunyai tingkahlaku yang teratur. Mereka membagi pekerjaannya, untuk membuat batik yang pada sebelumnya dikerjakan melalui proses belajar. Pola kelakuan seperti ini diwarisi secara genetis. Sehubungan dengan itu, proporsi dari kelakuannya manusia yang di peroleh melalui proses belajar relatif lebih tinggi. Manusia mempunyai masa kanak-kanak yang paling panjang dari semua makhluk hidup. Mengenai jumlah dan rumitnya pola-pola kelakukan yang di pelajari dan diteruskannya kepada anaknya dengan cara yang unik untuk meneruskannya kebudayaan yaitu melalui proses pembelajaran batik. Yang kedua, yakni Kebudayaan merupakan dasar dari identitas pribadi dan masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat sikap dan tingkahlaku seseorang maupun masyarakat itu sendiri dapat di lihat dari kebudayaannya karena setiap tingkahlaku dan tutur kata atau cara-cara berlaku seseorang atau masyarakat mencerminkan kebudayaannya masing-masing. Pada dasarnya dalam suatu kebudayaan terdapat suatu sistem simbolik yang nantinya menjadi identitas pribadi bagi masyarakat atau etnis tertentu. Setiap interaksi yang dilakukan seseorang tidak akan lepas dari pola-pola kebudayaannya karena sejak kecil manusia telah mempelajari kebudayaannya. Olehnya itu kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi identitas tersendiri baik secara individu maupun kelompok. Batik misalnya akan menjadi simbol-simbol kebudayaan indonesia manakala batik benar-benar muncul dari ide orang indonesia dan dikembangkan oleh bangsa indonesia. Akhir-akhir ini terjadi konflik antara indonesia dan malaysia yang dipicu oleh suatu perebutan atau pengakuan budaya indonesia terhadap malaysia. Peristiwa seperti ini sebenarnya tidak seharusnya terjadi karena sebuah budaya mempunyai ketetapan-ketetapan tersendiri sebagai identitas daerah ataupun negara. Yang ketiga ialah Kebudayaan itu bersifat dinamis. Budaya seiring dengan silih bergantinya waktu dan perkembangan zaman yang terjadi maka tidak menuntut kemungkinan bahwa sebuah kebudayaan pun akan mengalami perubahan. Seperti halnya batik, batik dizaman sekarang banyak mengalami perubahan baik dari segi model maupun dari segi motif yang sudah mengalami modifikasi demi mempertahankan kebudayaan batik itu sendiri.

2. Anomie dan Perilaku Menyimpang

• Anomie

Anomie merupakan sebuah situasi dimana nilai-nilai lama sudah hilang sedangkan nilai-nilai yang baru belum kunjung datang. Situasi anomie biasanya berada ketika sesseorang mengalami suatu tekanan-tekanan baik berupa mental, fisik maupun material yang biasa disebut dengan situasi kebingungan. Istilah anomie ini terlahir dari konsepsi sosiolog yang bernama Emile Durkheim. Salah satu contoh dari sebuah anomie adalah bunuh diri. Bunuh diri merupakan sebuah tindakan dari situasi anomie. Dimana dalam menjalani sebuah kehidupan seseorang mengalami kondisi kebingungan hingga sampai terjadi bunuh diri.
Dalam aspek ekonomi misalnya, ketika seorang yang berada dalam hidup rumah tangga tentunya banyak kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi mulai dari kebutuhan yang pokok hingga sampai kebutuhan yang tersier. Begitu banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi sedangkan ekonomi dalam keluarga sedang surut maka yang terjadi adalah keluarga tersebut terjadi kebingungan dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga situasi seperti ini yang juga menjadi indikator seseorang melakukan bunuh diri.
Hal ini terbukti bahwa yang terjadi pada masyarakat kita akhir-akhir ini terjadi bunuh diri berencana dan dilakukan oleh anggota keluarga sendiri. Ironisnya realitas ini dikarenakan tidak kuatnya menanggung malu karena tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan-kebutuhan rumah tangganya.


• Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan suatu fenomena yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena ini tidak terlepas dari yang namanya seorang individu. Sebab di setiap individu tidak akan terlepas dari yang namanya perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang dapat diartikan yakni perilaku dari warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku.untuk lebih mudahnya perilaku menyimpang diartikan sebagai perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang di luar dari kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai atau norma yang berlaku.
Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang perilaku menyimpang kita ambil sebuah contoh salah satunya yakni perilaku mencuri. Perilaku mencuri ini dikategorikan sebuah perilaku menyimpang dikarenakan perilaku tersebut menyimpang dari aturan-aturan baik yang sudah ditetapkan negara maupun aturan-aturan yang ada dalam agama. Begitu juga ketika ada tindakan mencuri di masyarakat tentunya akan mengganggu ketentraman warga masyarakat setempat. Kejahatan yang ada dimasyarakat ini sudah tentu harus diberantas. Karena yang pertama mencuri akan merugikan diri si pencuri sendiri ketika tertangkap dan juga si pencuri tidak akan terlepas dari perasaan was-was yang selalu menghantuinya. Yang kedua, merugikan bagi orang yang dicuri karena merasa kehilangan barang atau hak yang seharusnya dimiliki. Yang ketiga yaitu citra keamanan warga setempat akan semakin menurun.
Seorang pencuri bisa juga disebut sebagai penyimpangan jamak atau penyimpangan yang melibatkan lebih dari satu penyimpangan yang dikarenakan profesi sebagai pencuri acap kali juga seorang alkoholik maupun pelaku tindak kekerasan. Pencurian dapat dikategorikan sebuah tindakan kriminal sebab pencurian merupakn tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan-aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatanorang lain.

Sabtu, 19 Maret 2011