Ads 468x60px

Minggu, 11 September 2011

Manipulasi Tindakan dalam Pemenuhan Kebutuhan di Bulan Ramadhan Oleh : Azam Afian Dinata Mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel SURABAYA Abstrak : dalam tulisan ini kami memuat sebagian dari teori sosial dari George Hebert Mead mengenai konsep dialektis sebuah tindakan dalam mengkonsumsi atau menentukan pilihan rasional terhadap stimulus-stimulus yang telah diberikan berbagai media maupun lainnya yang mempengaruhi sebuah tindakan seseorang. Dalam membedah stigma yang berkembang di masyarakat, dimana anggapan masyarakat bahwa di bulan ramadhan maupun syawal kebutuhan masyarakat begitu naik drastis. Dan dari tulisan ini menggambarkan bahwa naiknya kebutuhan drastis tersebut di bulan ramadhan dan syawal dikarenakan adanya impul dan stimulus yang begitu kuat sehingga terjadi manipulasi dalam diri seorang individu untuk menggunakan pilihan rasionalnya. Yang menjadikan kebutuhan yang sifatnya non primer menjadi primer. Pendahuluan Ramadhan merupakan suatu bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian umat islam yang menantinya. Berbagai persiapan yang telah dilakukan oleh kaum muslim dalam menyambut bulan Ramadhan kali ini. Baik itu persiapan fisik maupun mental dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Banyak hal bagi kaum muslim yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini. Sebagaimana yang biasa kita dengar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Maka dari kita sebagai kaum muslim harus mempersiapkan diri untuk menjemput keberkahan yang ada dibulan Ramadhan. Dua keberkahan yang diberikan oleh Allah kepada kita semua khususnya kaum muslim pada bulan Ramadhan. Dua keberkahan tersebut ialah keberkahan yang bersifat spitual dan keberkahaan yang bersifat sosial ekonomis. Keberkahan yang bersifat spiritual lebih tertuju pada suatu kegiatan yang bersifat transendental. Seperti halnya malam-malam yang istimewa dibulan suci Ramadhan yakni malam lailatul qadar. Malam yang begitu mulia ketika seorang muslim mampu mendapatkannya. Serasa hidup 83 tahun dalam sehari ketika mendapatkannya. Dan yang kedua ini adalah suatu keberkahan yang sifatnya sosial ekonomis. Keberkahan sosial ekonomis ini didapat melalui proses-proses sosial yang membudaya yang seakan-akan sudah menjadi stigma bagi masyarakat. Keberkahan yang bernilai sosial ekonomis ini bukan hanya sekedar dimiliki oleh kaum muslim. Akan tetapi keberkahan ini juga dimiliki atau diraih oleh kaum non muslim khususnya bagi para pemilik toko maupun perusahaan yang memproduksi atau yang hanya mendistribusikan sebuah barang. Lebih-lebih barang-barang yang bersifat kebutuhan pokok. Nilai kebutuhan disaat bulan ramadhan begitu melonjak pesat. Dimana hal ini terbukti sebagaimana yang dikatakan oleh Rochmah, selaku pemilik toko di salah satu mall di Surabaya yang menjual beberapa busana muslim, beliau mengatakan bahwa “I yaa mas, kalo puasa-puasa gini jualan saya bisa terjual dua kali lipat dari jumlah penjualan di bulan selain puasa” . Dari pernyataan Rochmah menunjukkan bahwa keberkahan dibulan Ramadhan itu terlihat sangat Nampak. Dengan omset penjualan yang naik hingga dua kali lipat dari bulan biasanya. Dari realitas diatas kita dapat menemukan sebuah hipotesis bahwa tingkat kebutuhan masyarakat ketika bulan puasa begitu meningkat. Adanya hipotesis yang demikian maka perlu pengkajian yang mendalam demi menemukan suatu kebenaran yang bisa di pergulatkan secara teoritis. Pembahasan Konsep Dialekstis Tindakan Para filsuf terdahulu telah menunjukkan adanya dikotomi mendasar yang terjadi antara ide dan materi. Dan pembagian itu juga yang membuat dikotomi antara kesadaran sebagai manifestasi ide dengan realitas materiil. Dalam kali ini Mead mampu mendialektiskan kedua hal tersebut yang terlihat begitu dikotomis. Yang semua ini terjawab dalam karyanya mengenai Mind, Self, and Society. Menurut Mead individu pada dasarnya merupakan makhluk yang aktif dan sensitif. Individu melakukan tindakan dalam pikiran yang bersifat abstrak atau dapat disebut dengan ide yang belum dapat diamati dan bersifat tertutup sebelum dimulainya sebuah tindakan yang sebenarnya bersifat kongkret berupa perilaku yang dapat dilihat. Pemaknaan terhadap sesuatu itu terjadi karena adanya proses sosial dan hasil dari proses interaksi dengan dirinya sendiri. Seorang akan memilih salah satu dari beberapa tawaran maupun stimulus yang tertuju kepadanya. Pada bulan syawal ini para masyarakat di sodorkan berbagai stimulus-stimulus kebutuhan hidup kita. Dimana peran media begitu sangat signifikan dalam member stimulus bagi masyarakat yang mana seolah-olah sudah harus menjadi suatu pilihan baik membeli maupun mengkonsumsinya. Hingga terkadang menjadikan kita terjun dan masuk pada stimulus yang telah diberikan. Dan dari adanya stimulus tersebut menjadikan pola pikiran kita berubah. Dimana barang yang tadinya bukan kebutuhan primer menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Mead memberikan empat tahap tindakan yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan dialektis dalam menemukan pilihan rasionalnya. Keempat tahap itu yang pertama adalah Impuls, dorongan hati yang meliputi rangsangan spontan yang berhubungan dengan alat indra dan reaksi actor terhadap stimulasi yang diterima . Seperti halnya dibulan ramadhan, media berperran aktif dalam memberi stimulus terhadap pemirsanya yang ditangkap melalui inderanya. Sehingga stimulus tersebut diserap oleh otak dan menimbulkan feedback atau tanggapan baik itu berupa tindakan yang nyata maupun tindakan yang berorientasi hanya pada dialektika. Contoh dalam hal ini adalah ketika dibulan Ramamadhan seseorang merasakan butuh dalam mencukupi kebutuhan hidup, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk mencukupinya. Tahap kedua adalah persepsi . Persepsi ini merupakan lanjutan dari proses seseorang yang telah menerima stimulus. Persepsi ini terbentuk diawali oleh realitas yang terjadi diluar dan dibenarkan oleh pikiran kita sehingga timbul persepsi atas sesuatu. Meningkatnya jumlah kebutuhan di bulan Ramadhan pun itu merupakan persepsi. Dan persepsi seperti ini terbangun dari realitas dan budaya yang terinternalisasi di dalam diri. Tahap yang ketiga yakni manipulasi . Manipulasi merupakan wujud yang nampak akan tetapi bukan makna yang sebenarnya. Dalam arti pembohongan terhadap situasi dan kondisi yang ada. Tahap manipulasi ini tahap terpenting dalam proses tindakan. Realitas yang terjadi sekarang bahwa bulan ramadhan seakan-akan memanipulasi seluruh kebutuhan kita sehingga sebagian orang terjebak dalam ketidakharusan dalam memenuhi kebutuhan yang sifatnya non primer. Dan yang terakhir adalah tahap konsumsi . Tahap terakhir ini merupakan bagian klimaks dari sebuah dialektis seseorang melakukan atau menentukan tindakan yang bernilai rasional choice atau pilihan rasional. Dari sinilah terkadang mainset seseorang berubah dan menjadikan pola berfikir yang terbalik. Cara berfikir yang terbalik ini muncul berdasarkan makna-makna maupu persepsi yang sudah terinternalisasi terhadap diri seseorang sehingga menjadikan makna tersebut sebagai kebenaran subjektifnya dalam menentukan pilihan dalam mencukupi kebutuhannya. Kesimpulan Sebagai rangkaian penutup dari tulisan diatas, penulis dapat menyimpulkan empat poin dalam tulisan tersebut yang menjawab pertanyaan tentang meningkatnya kebutuhan masyarakat meningkat di bulan Ramadhan dan Syawal. Yang pertama adanya impuls, yaitu adanya naluri maupun dorongan hati seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Yang kedua adalah persepsi, hal ini terjadi karena adanya stimulus-stimulus yang hadir dalam diri seseorang dan mampu dibenarkan oleh kinerja otak. Ketiga, manipulasi, manipulasi ini proses yang paling penting sebelum individu ini melakukan tindakan dalam menentukan pilihan rasionalnya. Manipulasi kebutuhan dibulan ramadhan inilah yang menjadikan kebutuhan meningkat begitu drastis. Dan yang terakhir adalah konsumsi atau tahap menentukan kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi. Yang dalam hal ini tidak terlepas dari ketiga tahapan tersebut. Dan dari keempat tahap ini sudah menjadi kesatuan dialektis dalam menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi. Sumber Rujukan • Rochmah, pemilik toko , penjual baju muslim • Upe, Umbo. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosisologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar